Jumat, 30 November 2012

4G Belum Cocok di Indonesia

4G adalah kependekan dari “fourth generation”dan mewakili generasi keempat untuk standar komunikasi mobile. standar tersebut ditetapkan oleh International Telecommunication Union, dengan patokan kecepatan transfer data 100MB per detik.
 
 telegraph.co.uk
Catat fakta ini: Sebenarnya tidak ada area teknologi komunikasi mobile yang mampu memenuhi standar ini. Secara teknis, implementasinya digunakan oleh kebanyakan provider telekomunikasi di dunia (dikenal dengan nama Long Term Evolution atau LTE). Secara teoritis mereka mampu memenuhi standar 4G, tapi saat ini belum mampu melakukannya. Yang lebih buruk, beberapa provider melekatkan ‘merek’ 4G tersebut pada ponsel meskipun ini hanya upgrade dari teknologi 3G.

Jadi, sebenarnya standar 4G yang ada sekarang masih ‘belum’ masuk kriteria 4G sesungguhnya. Meskipun demikian, ponsel yang bisa memanfaatkan jaringan tersebut dikatakan lebih cepat daripada menggunakan jaringan 3G biasa.


Apakah 4G memang lebih cepat daripada 3G?

 
Pada dasarnya, meskipun memang 4G yang sekarang digembar-gemborkan itu belumlah mencakup teknologi 4G yang sesungguhnya, akan tetapi jelas lebih cepat dari teknologi 3G. Berdasarkan pengalaman seorang pengguna ponsel berteknologi LTE, kecepatan downloadnya meningkat dari di bawah 1 Mbps hingga mendekati 14 Mbps – sebuah lonjakan yang signifikan – dengan syarat bahwa download tersebut dilakukan di area yang ter-cover oleh sinyal 4G. Di AS, provider penyedia sinyal 4G yang dikatakan sebagai yang terbaik adalah Verizon.


Bagaimana bisa mengukur kecepatan 4G?

Bila ingin memeriksa kecepatan 4G, maka kamu bisa menggunakan aplikasi Speedtest.net untuk iOS atau Android. Aplikasi ini bisa membantu kamu menilai kecepatan download dan upload smartphone kamu. Tapi memang ini juga tergantung pada area berlakunya 4G.
 
Bagaimana dengan Indonesia? Kabar terbaru menyatakan bahwa layanan seluler generasi keempat (4G) dengan teknologi Long Term Evolution (LTE) akan beroperasi di Indonesia mulai tahun 2013 memakai frekuensi 2,3 GHz yang juga ditempati oleh layanan Wimax. Menkominfo Tifatul Sembiring mengungkapkan bahwa teknologi LTE untuk seluler 4G memungkinkan untuk dihadirkan tahun depan tanpa perlu menunggu migrasi TV analog ke TV digital tuntas di 2018. Seperti diketahui, frekuensi 700 MHz yang saat ini ditempati oleh penyelenggara TV free to air masih dalam tahap migrasi ke layanan TV digital. Saat ini, Kementrian Telekomunikasi dan Informasi masih mencari frekuensi mana yang cocok untuk ditempati oleh teknologi 4G tersebut.




4Gdi Indonesia

Harga memang menjadi salah satu pertimbangan. Smartphone berteknologi 4G hingga kini masih di kisaran harga yang cukup fantastis. Masalah berikutnya adalah jangkauan area. Bahkan di AS sendiri, banyak area yang belum ter-cover oleh sinyal 4G.

 
Masalah terakhir adalah dalam hal baterai. 4G memang cepat, tapi memerlukan sinyal yang kuat untuk bekerja, dan ini memakan banyak tenaga. Saat ini di wilayah-wilayah dimana 4G bisa digunakan, smartphone dengan teknologi tersebut ‘berjuang’ untuk bisa bertahan menyala selama sehari dalam area 4G. Akan tetapi untunglah beberapa smartphone memiliki teknologi untuk menjadikan ponsel tersebut tetap berjalan hanya menggunakan sinyal 3G saja.


Kesimpulan akhirnya, teknologi 4G memang menjanjikan kecepatan download dan upload yang lebih baik untuk kamu yang menggilai aktivitas berinternet menggunakan smartphone. Tapi hal itu akan mengorbankan baterai dan juga tidak menjamin kamu akan mendapatkan sinyal yang sama di lokasi berbeda.

Di Indonesia, meskipun Kementrian Kominfo sudah menjanjikan tahun depan kita bisa merasakan sinyal 4G, tapi seperti biasa kita tidak dapat berpegangan pada janji politisi. Mungkin yang terbaik adalah, jangan terlalu silau pada ponsel premium yang menjanjikan fitur fantastis yang sebenarnya tidak bisa kita nikmati saat ini karena keterbatasan kemampuan negara kita sendiri. Lebih baik tunggu sampai aplikasinya benar-benar nyata.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger templates

Flag Counter